Kenapa Forklift di Depok Sering Rusak Meski Baru Diservis?

Bagi banyak perusahaan di Depok yang mengandalkan forklift dalam kegiatan operasional harian, kejadian rusaknya forklift setelah diservis tentu membingungkan dan menjengkelkan. Bukannya menjadi lebih baik, forklift justru kembali bermasalah hanya dalam hitungan minggu, bahkan hari.

Masalah ini tidak hanya berdampak pada kelancaran kerja, tapi juga bisa mengganggu target produksi, merusak alur distribusi, serta menambah biaya operasional yang seharusnya bisa ditekan. Banyak kepala gudang dan manajer logistik di Depok mulai mempertanyakan, apa sebenarnya yang salah?

Jika forklift yang baru saja diservis masih saja bermasalah, maka besar kemungkinan akar persoalannya bukan sekadar dari kondisi mesin, tapi dari dua hal mendasar: diagnosis kerusakan yang tidak akurat dan penggunaan suku cadang (sparepart) tidak asli atau berkualitas rendah.

Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa dua hal tersebut sering menjadi penyebab utama forklift cepat rusak, serta bagaimana solusinya agar kejadian ini tidak terus terulang.

Servis Sering Tidak Menyelesaikan Masalah

Di permukaan, servis forklift tampak sederhana: bongkar, periksa, ganti bagian rusak, dan uji coba. Tapi pada praktiknya, tidak semua teknisi memahami karakter mesin forklift secara mendalam. Banyak teknisi lapangan yang mengandalkan pengalaman umum, bukan keahlian teknis spesifik dari merek atau jenis forklift yang ditangani.

Kesalahan diagnosis bisa terjadi karena proses pengecekan yang terburu-buru atau karena teknisi tidak memiliki alat bantu diagnostik yang memadai. Alhasil, gejala utama bisa saja dianggap sebagai efek dari komponen tertentu, padahal akar masalahnya ada pada sistem lain yang lebih dalam.

Contohnya, masalah angkat yang tersendat bisa saja dianggap akibat hidrolik yang aus, lalu diganti. Tapi ternyata sumbernya berasal dari tekanan pompa yang tidak stabil akibat sistem valve bocor, yang tidak diperiksa karena teknisi hanya fokus di permukaan.

Jika hal ini terjadi, maka setelah penggantian, forklift memang akan terasa membaik sementara, namun tidak lama kemudian gejala kembali muncul. Inilah yang sering membuat pengguna merasa bahwa forklift mereka “gagal servis”.

Diagnosis Salah Bisa Memicu Kerusakan Tambahan

Salah satu hal yang jarang disadari adalah: diagnosis kerusakan yang keliru tidak hanya gagal menyelesaikan masalah, tapi juga bisa menyebabkan kerusakan tambahan. Mengapa bisa begitu?

Karena komponen yang seharusnya tidak perlu diganti akhirnya diganti, dan komponen yang bermasalah dibiarkan tanpa perbaikan. Dalam sistem mesin, setiap bagian saling terhubung. Ketika satu bagian dibiarkan rusak, maka ia akan mempengaruhi kerja bagian lainnya.

Misalnya, jika sistem pendingin dianggap baik-baik saja padahal sebenarnya ada sumbatan kecil, lalu teknisi hanya mengganti oli dan membersihkan filter, maka sistem akan tetap panas. Dalam jangka pendek, mungkin forklift akan menyala dan bisa digunakan. Tapi dalam jangka beberapa hari, suhu mesin akan terus naik dan bisa menyebabkan kerusakan pada piston atau kepala silinder.

Inilah mengapa penting sekali untuk memilih teknisi forklift yang benar-benar memahami sistem kerja forklift secara menyeluruh, dan tidak asal mendiagnosis hanya berdasarkan gejala umum.

Sparepart KW: Murah di Awal, Mahal di Akhir

Masalah kedua yang tak kalah sering terjadi di lapangan adalah penggunaan suku cadang tidak asli, atau yang sering disebut “sparepart KW”. Banyak pengguna tergiur dengan harga lebih murah dan waktu penggantian yang cepat. Padahal, penggunaan sparepart KW atau kualitas rendah membawa konsekuensi serius.

Sparepart KW sering kali tidak tahan lama karena bahan dan ketelitiannya tidak sebaik produk asli. Dalam sistem yang kompleks seperti forklift, akurasi dan kekuatan material sangat menentukan kinerja. Misalnya, seal hidrolik KW cenderung cepat bocor, gear pompa tidak presisi, dan sensor suhu tidak responsif.

Akibatnya, bukannya menyelesaikan masalah, penggantian sparepart malah menciptakan celah baru. Sparepart yang tidak kompatibel juga bisa merusak komponen di sekitarnya yang sebelumnya masih bagus.

Beberapa teknisi memang sengaja menawarkan sparepart KW karena margin keuntungannya lebih tinggi. Namun, ini sangat merugikan pengguna dalam jangka panjang. Alih-alih hemat, perusahaan justru mengeluarkan biaya dua kali: pertama untuk perbaikan yang gagal, kedua untuk memperbaiki kerusakan baru yang ditimbulkan.

Untuk menghindari hal ini, pastikan Anda selalu menanyakan asal-usul sparepart yang digunakan, dan mintalah bukti keasliannya. Vendor seperti https://serviceforklift.co.id hanya menggunakan suku cadang asli atau OEM resmi yang telah teruji kompatibilitas dan ketahanannya.

Kenapa Ini Sering Terjadi di Depok?

Kota Depok berkembang pesat sebagai kawasan industri ringan dan distribusi. Banyak gudang logistik, pusat distribusi retail, hingga pabrik kecil menengah yang beroperasi di wilayah ini. Karena permintaan tinggi dan kebutuhan forklift meningkat, penyedia jasa servis forklift bermunculan dengan berbagai level keahlian.

Sayangnya, tidak semua penyedia layanan memiliki teknisi yang bersertifikasi atau sistem kerja yang profesional. Banyak yang beroperasi tanpa prosedur baku, tidak memberi laporan kerja tertulis, dan tidak memberikan garansi terhadap hasil kerja.

Selain itu, karena banyak perusahaan yang mengejar efisiensi biaya, mereka memilih teknisi dengan harga murah tanpa mengecek rekam jejaknya. Di sinilah risiko kerusakan berulang muncul.

Jika Anda berada di Depok dan merasa forklift di tempat Anda sering rusak meskipun sudah diservis, sangat mungkin akar masalahnya berasal dari dua faktor tadi: diagnosis yang keliru dan penggunaan sparepart KW.

Bagaimana Menghindari Kerusakan Berulang?

Berikut langkah-langkah yang bisa Anda lakukan untuk menghindari kerusakan forklift yang terus-menerus:

  1. Gunakan teknisi bersertifikasi dan berpengalaman menangani merek forklift Anda. Teknisi profesional tidak hanya mengganti komponen, tapi juga memberikan saran preventif.

  2. Selalu minta laporan pemeriksaan dan perbaikan tertulis. Ini penting untuk keperluan evaluasi dan pemeliharaan jangka panjang.

  3. Tolak penggunaan sparepart KW meski harganya lebih murah. Pilih suku cadang asli atau OEM dari vendor resmi.

  4. Jangan abaikan gejala kecil. Segera periksa jika ada suara aneh, getaran tidak biasa, atau performa forklift menurun, meskipun ringan.

  5. Rutin lakukan servis berkala. Jangan hanya servis saat forklift rusak. Servis preventif jauh lebih hemat biaya dibanding perbaikan akibat kerusakan besar.

Layanan servis terpercaya seperti https://serviceforklift.co.id sudah terbiasa menangani forklift dari berbagai sektor industri di Depok dan sekitarnya. Dengan teknisi terlatih, laporan detail, dan jaminan penggunaan suku cadang berkualitas, Anda tidak perlu lagi khawatir forklift rusak berulang.

Penutup

Forklift yang baru saja diservis tetapi kembali rusak bukanlah hal normal. Jika ini terus terjadi di perusahaan Anda, maka sudah saatnya Anda melakukan evaluasi menyeluruh terhadap cara servis yang selama ini digunakan. Jangan sampai diagnosis asal-asalan dan penggunaan sparepart KW terus merugikan operasional Anda.

Ingat, forklift yang sehat bukan hanya soal efisiensi kerja, tapi juga soal keselamatan dan kepatuhan terhadap standar kerja industri. Jangan tunggu hingga kerusakan makin parah. Segera jadwalkan inspeksi menyeluruh bersama teknisi terpercaya di https://serviceforklift.co.id untuk memastikan forklift Anda bekerja optimal, tahan lama, dan bebas masalah berulang.

Leave a Comment

Scroll to Top